728x90 AdSpace

Latest News
Jumat, 24 April 2015

Kisah Macan dan Tiga Ekor Banteng [Inspirasi]


SahabatIslami.com - Di suatu padang rumput hiduplah 3 ekor banteng. Banteng pertama berwarna hitam, yang kedua berwarna merah, dan yang ketiga berwarna putih. Di antara ketiga banteng ini, hiduplah seekor macan. Macan itu selalu mengamati mereka hidup bersama dan merumput bersama.

Sang macan berkata dalam hati “Aku tidak akan bisa menyerang mereka karena mereka pasti akan saling melindungi satu sama lain.”

Jadi sang macan memutar otaknya. Akhirnya didapatlah sebuah rencana. Keesokan harinya, dia menghampiri banteng hitam dan banteng merah. Dia berkata “Jika kalian mengizinkanku untuk memakan banteng putih, maka aku tidak akan memakan kalian dan akan membiarkan kalian hidup damai.” Karena tergiur janji dari sang macan, kedua banteng itu setuju. Jadi sang macan menghampiri banteng putih dan memakannya, sementara kedua saudaranya (banteng merah dan hitam) hanya mengamati saudaranya dicabik-cabik sang macan dari kejauhan. Mereka berdua merasa bersalah namun janji dari sang macan mengalahkan rasa itu.

Seiring berjalannya waktu, sang macan merasa lapar lagi. Dia melihat banteng hitam dan banteng merah. Dia memutuskan untuk menghampiri banteng merah dan berkata “Izinkan aku untuk memakan banteng hitam, maka aku tidak akan memakanmu dan akan membiarkanmu hidup damai. Tapi kalau kau tidak mengizinkan aku, ketahuilah bahwa akulah sang penguasa dan aku sangat buas!” Banteng merah merasa takut dengan ancaman sang macan sekaligus dia tergiur dengan janji itu. Setelah berpikir sejenak, akhirnya dia berkata “Maaf Tuan macan. Si... silahkan makan banteng hitam.”

Jadi dia mengizinkan sang macan dan tidak melindungi saudaranya. Kemudian sang macan memakan banteng hitam sementara banteng merah hanya mengamati dari kejauhan. Ada kesedihan yang mendalam dalam hati banteng merah dan kecemasan kalau-kalau sang macan berbohong lagi. 

Dan tentu saja seiring waktu berjalan, sang macan menjadi lapar lagi. Dia mendekati banteng merah yang pada saat itu sedang merumput sendirian. Banteng merah bisa merasakan ajalnya sudah dekat. Dia melihat taring sang macan yang terbuka lebar dan cakar-cakarnya yang tajam siap menerkamnya. Pada saat taring sang macan dihujamkan pada tubuhnya, dia berteriak sekeras-kerasnya:

“Sesungguhnya aku telah dimakan dan sesungguhnya telah mati pada saat banteng putih mati!!!”


Rasulullah sallallahu alaihi wassallam bersabda “Umat Islam bagaikan satu tubuh, jika satu bagian merasakan sakit, maka seluruh tubuh akan merasakan demam dan sakit.” Jadi jika kaki seorang Muslim diamputasi, sebenarnya kaki kalianlah yang sedang diamputasi. Jika leher seorang Muslim ditebas, sebenarnya leher kalianlah yang ditebas.

Ketika kita melihat para pejuang di Palestina sana tengah berkorban untuk menjaga tanah Palestina dari ZIONIS ISRAEL, mereka itu adalah kita. Dan, ketika mereka ditembaki oleh tentara Israel dengan peluru panas, sebenarnya kitalah yang ter-kena peluru tersebut.

Ketika membaca media dan melihat seorang bapak yang menggendong anaknya yang mati syahid di Palestina, itulah bapak kita yang sedang disorot media, mereka keluarga kita!

Sebenarnya kita menolong diri kita sendiri dengan menolong saudara-saudara kita !


[hn/lampuislam/sahabatislami.com]
  • Facebook Comments